KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami
ucapkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyusun Makalah ini dengan judul “Pentingnya
Sosialisasi Politik dalam Pengembangan Budaya Politik”.
Sholawat
dan Salam semoga tercurahkan keharibaan junjungan alam yakni Nabi Muhammad saw.
yang telah membawa ajaran yang benar semoga kita diberi syafa'at di yaumil
akhir nanti.
Penyusun
berusaha semaksimal mungkin agar penyajian Makalah ini dapat bermanfaat mengenai
pengetahuan tentang
pentingnya
sosialisasi politik dalam pengembangan budaya politik baik bagi penyusun sendiri maupun
bagi para pembaca.
Di
dalam Makalah
ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat perbaikan dari Guru Pembimbing dan teman-teman sekalian akan kami terima dengan senang hati.
Mudah-mudahan, Makalah ini dapat
bermanfaat dalam menjalankan sosialisasi politik kepada masyarakat.
Bangkinang, 23 Juli 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................ 1
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosialisasi Politik............................................................................ 2
B. Metode Sosialisasi
Politik................................................................................ 3
C. Proses Sosialisasi
Politik................................................................................... 3
D. Pentingnya Sosialisasi Politik dalam
Pengembangan Budaya Politik.............. 5
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................... 7
B. Saran................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan
manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik
suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa
akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti
makan, minum, biologis, pakaian dan papan (rumah). Lebih dari itu, juga
mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan penghargaan dari orang
lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sebagai anggota
masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya.
Setiap
warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek
politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya
dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktek-praktek
politik. Jika secara tidak langsung, hal ini sebatas mendengar informasi, atau
berita-berita tentang peristiwa politik yang terjadi. Dan jika secara langsung,
berarti orang tersebut terlibat dalam peristiwa politik tertentu.
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini penulis akan membahas materi mengenai
pentingnya
sosialisasi politik dalam pengembangan budaya politik yang terbagi beberapa
bahasan yaitu pengertian sosialisasi politik, metode sosialisasi
politik, proses sosialisasi politik dan pentingnya sosialisasi politik dalam
pengembangan budaya politik.
C. Tujuan Penulisan
1.
Sebagai
tugas untuk mengikuti mata pelajaran PKn
- Untuk melatih penulis agar memudahkan dalam membuat Makalah
3.
Agar masyarakat
tahu tentang politik yang benar dengan sosialisasi politik kepada masyarakat
4.
Supaya
masyarakat tidak awam dengan kehidupan politik
BAB II
PENTINGNYA SOSIALISASI POLITIK DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK
A.
Pengertian Sosialisasi
Politik
Ada beberapa pengertian sosialisasi politik menurut para
ahli yaitu:
1.
Sosialisasi
politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya.
Dengan memberikan penekanan pada cara masyarakat meneruskan kebudayaan
politiknya. Pengertian ini dikemukakan oleh Kenneth P. Langton.
2.
Sosialisasi
politik merupakan proses di mana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku
politik diperoleh atau dibentuk dan sarana bagi suatu generasi untuk
menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada
generasi berikutnya (Gabriel A. Almond, 1974: 44).
3.
Sosialisasi
politik adalah suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan-pandangan
politik dari orang tua, guru dan sarana-sarana sosialisasi yang lainnya kepada
warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa (Richard E. Dawson,
dalam Haryanto, 1992: 37).
4.
Sosialisasi
politik istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu proses di mana seseorang
mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik (Dennis Kavanagh,
1982: 37).
5.
Sosialisasi
politik yaitu proses pembentukkan sikap
dan orientasi politik dan anggota masyarakat (Ramlan Surbakti, 1992:
117).
6.
Sosialisasi
politik adalah segenap proses di mana individu, yang dilahirkan dengan banyak
sekali jajaran potensi tingkah laku, dituntut untuk mengembangkan tingkah laku
aktualnya yang dibatasi di dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan
bias diterima olehnya sesuai dengan standar-standar dari kelompoknya (Irvin
L. Child).
Greenstein
dalam karyanya “International Encyolopedia of The Social Sciences”, ada dua definisi sosialisasi politik:
1. Definisi
sempit, sosialisasi politik adalah penanaman informasi politik yang disengaja,
nilai-nilai dan praktek-praktek yang oleh badan-badan instruksional secara
formal ditugaskan untuk tanggung jawab ini.
2. Definisi
luas, sosialisasi politik merupakan semua usaha mempelajari politik baik formal
maupun informal, disengaja ataupun terencana pada setiap tahap siklus kehidupan
dan termasuk di dalamnya tidak hanya secara eksplisit masalah belajar politik
tetapi juga secara nominal belajar bersikap non politik mengenai
karakteristik-karakteristik kepribadian yang bersangkutan.
Dari segi metode penyampaian
pesan, sosialisasi politik dibagi dua, yaitu:
a.
Pendidikan
politik merupakan proses dialogis di antara
pemberi dan penerima pesan.
b.
Indoktrinasi politik merupakan proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan
memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai, norma dan simbol yang
dianggap pihak berkuasa ideal dan baik.
B. Metode Sosialisasi Politik
Menurut Rush dan Althoff metode-metode sosialisasi
politik ada tiga yaitu:
1. Imitasi
Peniruan terhadap tingkah laku
individu-individu lain. Imitasi penting dalam sosialisasi masa kanak-kanak.
Pada remaja dan dewasa, imitasi lebih banyak bercampur dengan kedua mekanisme
lainnya, sehingga satu derajat peniruannya terdapat pula pada instruksi maupun
motivasi.
2. Instruksi
Peristiwa penjelasan diri seseorang
dengan sengaja dapat ditempatkan dalam suatu situasi yang intruktif sifatnya.
3. Motivasi
Sebagaimana dijelaskan Le Vine
merupakan tingkah laku yang tepat yang cocok yang dipelajari melalui proses
coba-coba dan gagal (trial and error).
C.
Proses Sosialisasi Politik
Proses
sosialisasi dilakukan melalui berbagai tahap sejak dari awal masa kanak-kanak
sampai pada tingkat yang paling tinggi dalam usia dewasa. Sosialisasi
beroperasi pada 2 tingkat:
1.
Tingkat Komunitas, sosialisasi dipahami sebagai proses pewarisan
kebudayaan, yaitu suatu sarana bagi suatu generasi untuk mewariskan
nilai-nilai, sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.
2.
Tingkat Individual, proses sosialisasi politik
dapat dipahami sebagai proses warga suatu negara membentuk pandangan-pandangan
politik mereka.
Proses
sosialisasi politik tidak langsung meliputi metode belajar berikut:
1. Pengoperasian
Interpersonal, mengasumsikan bahwa anak mengalami proses sosialisasi politik
secara eksplisit dalam keadaan sudah memiliki sejumlah pengalaman dalam
hubungan-hubungan dan pemuasan-pemuasan interpersonal.
2. Magang,
metode belajar magang ini
terjadi karena perilaku dan pengalaman-pengalaman yang
diperoleh di dalam situasi-situasi
non politik memberikan keahlian-keahlian dan nilai-nilai yang pada saatnya
dipergunakan secara khusus di dalam konteks yang lebih bersifat politik.
3. Generalisasi,
terjadi karena nilai-nilai sosial
diperlakukan bagi objek-objek
politik yang lebih spesifik dan dengan demikian membentuk sikap-sikap politik
tertentu.
Proses sosialisasi
langsung terjadi melalui:
1. Imitasi
Merupakan
mode sosialisasi yang paling ekstensif dan banyak dialami anak sepanjang
perjalanan hidup mereka. Imitasi dapat dilakukan secara sadar dan secara tidak
sadar.
2. Sosialisasi
Politik Antisipatoris
Dilakukan
untuk mengantisipasi peranan-peranan politik yang diinginkan atau akan diemban
oleh aktor. Orang yang berharap suatu ketika menjalani pekerjaan-pekerjaan
professional atau posisi sosial yang tinggi biasanya sejak dini sudah mulai
mengoper nilai-nilai dan pola-pola perilaku yang berkaitan dengan
peranan-peranan tersebut.
3. Pendidikan
Politik
Inisiatif
mengoper orientasi-orientasi politik dilakukan oleh “socialiers” daripada oleh
individu yang disosialisasi. Pendidikan politik dapat dilakukan di keluarga,
sekolah, lembaga-lembaga politik atau pemerintah dan berbagai kelompok dan
organisasi yang tidak terhitung jumlahnya.
4. Pengalaman
Politik
Kebanyakan
dari apa yang oleh seseorang diketahui dan diyakini sebagai politik pada
kenyataannya berasal dari pengamatan-pengamatan dan pengalaman-pengalamannya di
dalam proses politik.
D.
Pentingnya
Sosialisasi Politik dalam Pengembangan Budaya Politik
Menurut Gabriel A. Almond, sosialisasi politik dapat
membentuk dan mentransmisikan (menyampaikan) kebudayan politik
suatu bangsa. Dan budaya politik juga dapat memelihara kebudayaan politik suatu
bangsa dalam bentuk penyampaian kebudayaan itu dari generasi tua ke generasi
muda.
Agar dapat membentuk dan mentransmisikan, memelihara dan mengubah
nilai, sikap, pandangan maupun keyakinan politik diperlukan sarana-sarana atau
agen-agen. Ada 6 sarana atau agen dalam sosialisasi politik, yaitu:
1.
Keluarga
Merupakan agen sosialisasi pertama
yang dialami seseorang. Keluarga memiliki pengaruh besar terhadap
anggota-anggotanya. Pengaruh yang paling jelas adalah dalam hal pembentukan
sikap terhadap wewenang kekuasaan. Bagi anak, keputusan bersama yang dibuat di
keluarga bersifat otoritatif, dalam arti keengganan untuk mematuhinya dapat
mendatangkan hukuman. Pengalaman berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
keluarga dapat meningkatkan perasaan kompetensi politik si anak, memberikannya
kecakapan-kecakapan untuk melakukan interaksi politik dan membuatnya lebih
mungkin berpartisipasi secara aktif dalam sistem politik sesudah dewasa.
2.
Sekolah
Sekolah memainkan peran sebagai agen
sosialisasi politik melalui kurikulum pengajaran formal, beraneka ragam
kegiatan ritual sekolah dan kegiatan-kegiatan guru.
Sekolah melalui kurikulumnya
memberikan pandangan-pandangan yang kongkrit tentang lembaga-lembaga politik
dan hubungan-hubungan politik. Ia juga dapat memegang peran penting dalam
pembentukan sikap terhadap aturan permainan politik yang tak tertulis. Sekolah
pun dapat mempertebal kesetiaan terhadap sistem politik dan memberikan simbol-simbol
umum untuk menunjukkan tanggapan yang ekspresif terhadap sistem tersebut.
Peranan sekolah dalam mewariskan
nilai-nilai politik tidak hanya terjadi melalui kurikulum sekolah. Sosialisasi
juga dilakukan sekolah melalui berbagai upacara yang diselenggarakan di kelas
maupun di luar kelas dan berbagai kegiatan ekstra yang diselenggarakan oleh
OSIS.
3.
Kelompok
Pergaulan
Kelompok pertemanan mulai mengambil penting dalam proses
sosialisasi politik selama masa remaja dan berlangsung terus sepanjang usia
dewasa. Takott Parson menyatakan kelompok pertemanan tumbuh menjadi agen
sosialisasi politik yang sangat penting pada masa anak-anak di SMA. Selama
periode ini, orang tua dan guru-guru sekolah sebagai figur otoritas pemberi
transmitter proses belajar sosial, kehilangan pengaruhnya. Sebaliknya peranan
kelompok-kelompok klik, gang-gang remaja dan kelompok-kelompok remaja yang lain
menjadi semakin penting.
4.
Tempat Kerja
Organisasi-organisasi formal maupun
non formal yang dibentuk berdasarkan lingkungan pekerjaan, seperti serikat
buruh, klub sosial dan yang sejenisnya merupakan saluran komunikasi informasi dan
keyakinan yang jelas.
5.
Media Massa
Media massa seperti surat kabar,
radio, majalah, tv dan internet memegang peran penting dalam menularkan
sikap-sikap dan nilai-nilai modern kepada bangsa-bangsa baru merdeka. Selain
memberikan informasi politik, media massa juga menyampaika nilai-nilai utama
yang dianut oleh masyarakatnya.
6.
Kontak-kontak
Politik Langsung
Tidak peduli betapa positifnya
pandangan terhadap sistem politik yang telah ditanamkan oleh keluarga atau
sekolah, tetapi bila seseorang diabaikan oleh partainya, ditipu oleh polisi,
kelaparan tanpa ditolong, mengalami ketidakadilan, atau teraniaya oleh militer,
maka pandangan terhadap dunia politik sangat mungkin berubah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sosialisasi politik adalah suatu proses untuk memasyarakatkan nilai-nilai atau budaya politik ke
dalam suatu masyakat, sehingga masyarakat menjadi mengerti tentang politik
tersebut. Ada beberapa metode sosialisasi politik diantaranya yaitu; metode
imitasi (peniruan), instruksi (perintah) dan motivasi (dorongan). Adapun
sarana-sarana untuk mensosialisasikan politik kepada masyarakat yaitu melalui;
keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, tempat kerja, media massa dan
kontak-kontak politik secara langsung.
B.
Saran
Dalam makalah ini, penulis menyarankan agar kita
dapat mensosialisasikan politik kepada masyarakat dengan sosialisasi yang benar
dan tepat sehingga masyarakat dengan mudah menerimanya. Oleh karena itu, untuk
politikus disarankan agar dapat menjalankan politik itu sesuai dengan ketentuan
Undang-undang yang berlaku dan tidak menjadikan politik untuk kepentingan
pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Suteng, Bambang. Pendidikan
Kewarganegaraan SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2007.
Budiyanto. Pendidikan
Kewarganegaraan SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2007.
http://zanas.wordpress.com/pentingnya-sosialisasi-politik-dalam-pengembangan-budaya-politik/